Maulida Oktafiana
 
Cast:       - Lee Sung Min as Sungmin (Author)

                - Choi Soo Young as Sooyoung

Cameo: -Yuri

                - Eunhyuk

                - Seohyun

                - Leeteuk

       Kenalkan namaku Lee Sungmin. Aku seorang pangeran di sekolah ini, aku sering dipanggil oleh teman-teman di sekolahku dengan sebutan “Prince sungmin”. Aku terkenal di sekolahku, terutama para yeoja. Kurasa hari ini gelarku sebagai pangeran telah diambil alih oleh seorang murid baru. Aku membencinya, bahkan sangat membencinya karena dia bukan hanya mengambil gelarku sebagai pangeran tetapi mengambil alih semuanya yang ada pada diriku di sekolah ini.

       “Anak-anak, hari ini kalian akan mendapatkan teman baru, dia pindahan dari Busan dan dia sangat berprestasi di sekolah lamanya. Silahkan perkenalkan dirimu!”, perintah Bu Yuri.

       “KYA!!! Inilah yang namanya pangeran sejati”, teriak Sully dari barisan yang paling belakang sebelum murid itu memperkenakan dirinya.

       “Perkenalkan namaku Choi Soo Young, kalian bisa memanggilku Sooyoung! Mohon bantuannya”, kata Sooyoung memperkenalkan diri.

       “Aigoo~ ternyata dia itu seorang yeoja? Tapi dia seperti seorang pangeran saja. Dia tampan sekali, bahkan ketampanannya melebihi ‘Prince Sungmin’”, kata Eunhyuk yang tepat duduk di belakangku.

       ‘Mwo? Dia seorang yeoja?’ kataku dalam hati, membuat bola mataku hampir saja keluar.

       “Ne, aku rasa dia akan menggantikan posisi Lee Sungmin sebagai seorang pangeran”, tambah yeoja yang tadi teriak dan semakin membuatku geram.

       “Sooyoung, kau bisa duduk di sana, di sebelah Lee Sungmin”, perintah Bu Yuri.

       “Mwo? Mengapa harus duduk di sebelahku, sensongnim? Memang tak ada tempat duduk lagi selain di sini?”, aku melihat sekeliling namun hasilnya nihil.

       Dia menatapku dengan penuh ketidaksukaan hingga membuat wajahku pucat.

                                                                                    ******

       Saat istirahat tiba, aku mencoba menyapanya, “Annyeong haseyo, mengapa kau pindah ke sekolah ini? Apa yang membuatmu pindah?”

       “Orang tuaku di pindah tugaskan di daerah Seoul, mau tidak mau aku juga harus ikut pindah ke sini”, jawabnya dingin.

       “Sooyoung, bolehkah kami memanggilmu dengan sebutan ‘Prince Soo’?”, Tanya seorang yeoja yang kurasa dari kelas sebelah.

       Sooyoung hanya tersenyum dan yeoja yang bertanya itu teriak histeris membuat aku menutup kedua telingaku.

       “Sooyoung itu kan yeoja, mengapa kalian memanggilnya Prince, bukannya Princess? Bukankah yang prince itu aku?”, sanggahku selembut mungkin.

       “Ne, kau memang Prince”, katanya membuatku terbang, “namun itu dulu sebelum ada Prince Sooyoung”, tambahnya, membuatku seakan-akan jatuh dari tempat tinggi dan hanya tersenyum kecut.

                                                                                    ******

       Semenjak kehadirannya, hanya sedikit yang memanggilku dengan sebutan ‘Prince Sungmin’. Hari ini pun begitu, hanya ada 4 orang saja yang memanggilku seperti itu. Hari ini aku harus mendapatkan gelar ‘Prince’ yang direbut olehnya, aku tidak mau dikalahkan dengan siapapunpun apalagi dia seorang yeoja.

       “Annyeong haseyo, Sooyoung. Hari ini kau terlihat cantik apalagi saat kau mengenakan jepitan yang kubelikan untukmu”, aku memasangkan jepitan yang baru saja kubeli ke rambutnya, “benar kataku, kalau seperti ini kau terlihat sangat manis”.          

Deg..

Dia tersenyum. ‘Daebak!’, kataku dalam hati. Kata-kataku membuat wajahnya memerah, dan mengapa perasaanku seperti ini, ada sesuatu dalam hatiku ketika melihat wajahnya tapi aku sendiri tidak tau perasaan apa itu. Dan mengapa wajahku terasa panas?

       “Prince Sooyoung, mengapa kau memakai jepitan itu? Kau terlihat aneh. Kau lebih cocok dengan image pangeran”, sapa Seohyun

       ‘Apa-apaan mereka? Ngomong seenaknya saja?’ kataku dalam hati.

       “Begitu ya?”, Sooyoung mengembalikan jepitan itu dan pergi entah kemana.

                                                                                    ******

       “Ketemu juga. Ternyata kau di sini, Sooyoung?”, sapaku.

       “mwo?”

       “Habis kau pergi begitu saja, kukira ada sesuatu yang terjadi”.

       “Apa benar aku ini terlihat seperti pangeran?”

       “Huh? Waeyo?”

       “Sejak kecil aku selalu saja dibilang ‘Sooyoung keren ya, seperti pangeran?’. Suaraku yang berat, badanku yang juga tinggi, sifatku yang mereka kira cool pun sebenarnya cuma karena aku segan saja dengan orang lain. Pangeran atau apapun itu tidak ada pada diriku. Tapi, tadi kau bilang aku ini manis dan itu membuatku sedikit tenang”,sejenak Sooyoung berhenti. “Huaah! Gomawo sudah mau mendengarkanku, aku jadi lega”, lanjutnya.

       ‘Deg!’ mengapa perasaanku seperti ini?

       “Sooyoung, kau itu benar-benar manis!”, tanpa diperintah mulutku berbicara seperti ini. “Mau orang bilang apa atau berfikir apa, menurutku kau itu manis!”

       ‘Sebenarnya apa sih yang aku katakan, ini sama saja seperti menyatakan cinta?’, kataku dalam hati.

                                                                                    ******

       Aku mendengar suara yang sepertinya sedang membicarakan kami, “Mereka berdua akhir-akhir ini sering bersama ya?”

       “Maksudmu Sungmin oppa dan Sooyoung eonni?”, kata yeoja yang aku fikir mereka hoobae kami.

       “Iya mereka. Sungmin oppa benar-benar usaha matii-matian ya untuk mendapatkan kembali gelarnya sebagai pangeran. Tadi saja membuat Sooyoung eonni berpenampilan feminim begitu”.

       “Itu kan karena Sunmin oppa tidak suka dikalahkan. Pasti kesal gara-gara soal itu kan? Posisi pangerannya direbut orang lain.”

       Junior itu melewati kami berdua dan aku tak sanggup menatap Sooyoung. Hatiku sakit, aku takut seakali dia terluka. Aku mencoba melihat kearahnya. Dia menangis, air matanya jatuh dan baru kali ini aku melihat yeoja menangis di depanku dan itu semua karena salahku.

                                                                                    ******

       Semenjak kejadian itu Sooyoung tak pernah masuk sekolah. Air mata Sooyoung tidak bisa hilang dari ingatanku. Aku rasa aku menyukai Sooyoung.

       ‘Tapi kenapa aku malah tidak bicara apa-apa? Pangeran macam apa aku? Sooyoung, cepatlah masuk!’, ucapku dalam hati.

       “Itu Sooyoung!”, kata seonsengnim Leeteuk.“Ku dengar dia akan pindah lagi karena kondisi orang tuanya. Dia datang untuk memberikan salam perpisahan pada kalian semua dan dia bilang senang kenal dengan kalian semua”, lanjutnya.

       “Mwo?”, aku keluar kelas tanpa izin dengan sengsongnim untuk menemui Sooyoung.

       “Sungmin, mau kemana kau?”, teriak sengsongnim Leeteuk marah dan aku menghiraukannya.

       ‘Jangan main-main. Kalau begini aku akan berpisah tanpa bilang apa-apa. Dasar, bodoh!’ bentakku pada diri sendiri.

“Sooyoung!”, aku mengejar mobilnya.

“Sungmin-ah!”, ucapnya lembut.

“Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu padamu! Saranghaeyo. Jeongmal saranghaeyo, Sooyoung -ssi!”

Mobil Sooyoung berhenti. Saat Sooyoung keluar dari mobilnya, aku langsung memeluknya.

“Sooyoung, aku tidak tau sejak kapan aku mencintaimu. Tapi aku sungguh aku menginginkanmu. Aku janji aku akan melebihi kau dari apapun. Pangerannya cukup seorang saja karena itu kau yang jadi putrinya. Saranghaeyo. Saranghamnika?”

“Ne, saranghaeyo”.

Bibirku pun menyentuh bibirnya. Terasa hangat hingga aku tak ingin melepaskannya. Dan rasanya ingin sekali waktu terhenti. Aku janji padanya untuk selalu menjaga dan mencintainya selama hidupku. Namun sayang waktu harus memisahkan kami. ”Tapi aku janji akan menunggumu sampai kau kembali padaku, Sooyoung-ssi”, ucapku pelan.

                                                                                    ******